Mendidik Remaja Yang Strategis
Nur Lailatun Ni’mah
Dewasa ini masalah kenakalan remaja adalah merupakan masalah
kompleks dan serius yang terjadi dimana-mana
dan menyita banyak perhatian publik. Tindak kenakalan remaja yang cenderung meningkat bahkan melebihi batas
sewajarnya. Tidak dapat dipungkiri
lagi bahwa kasus-kasus kenakalan remaja semakin meningkat seiring berkembangnya arus globalisasi dan
teknologi informatika yang semakin canggih. Inilah suatu kenyataan
tragis yang harus dihadapi oleh seorang remaja saat ini manakala remaja belum siap membekali diri dengan piranti-piranti
moralitas.
Jika kita sedikit menilik ke belakang,
bukankah remaja zaman dahulu adalah merupaka remaja yang
strategis, yaitu remaja yang mampu menempatkan diri pada posisi sentral dalam kehidupan, berkarakter, kritis dan cerdas. Remaja
atau pemuda zaman dahulu dalam setiap fase sejarah
adalah sebagai motor penggerak perubahan zaman.
Akan tetapi, jika dibandingkan dengan saat ini, kita melihat banyaknya sistem remaja yang mengadopsi gaya hidup bangsa barat, dimana etika ketimuran
berlahan mulai pupus. Remaja saat ini cenderung
konsumtif, instan dan emosional.
Lantas langkah apa yang seharusnya kita
lakukan untuk mengembalikan remaja kepada posisi sentral
dan bagaimana seharusnya kita mendidik remaja yang strategis?
Sepertinya kita harus sepakat kalau
langkah pertama yang harus kita lakukan dalam menanggulangi kenakalan remaja
adalah mengidentifikasi akar permasalahan atau
penyebab terjadinya kenakalan remaja itu sendiri. Dalam hal ini bisa jadi
karena adanya beberapa faktor yang memicu permasalahan, tarulah masalah yang
umumnya terjadi pada remaja: (1) Adanya masalah atau
konflik yang dipendam dan krisis identitas, (2) kurangnya pengawasan dan kasih
sayang orang tua, dan (3) gagalnya proses
pendidikan di sekolah.
Masa remaja adalah masa dimana
seseorang mencari jati diri, perasaannya cenderung
labil dan sulit untuk mengatur emosi. Sehingga masa remaja rentan terhadap konflik dari kekesalan-kekesalan kecil yang dipendam dan suatu
saat akan meledak menjadi masalah tersendiri. Seorang remaja yang gagal
menyelesaikan konfliknya biasanya akan lari
pada hal-hal negatif, seperti minuman keras dan narkoba yang dianggapnya sebagai solusi terbaik untuk mengatasi
permasalahan yang sedang dihadapi.
Disamping itu, kenakalan remaja dipicu juga karena adanya krisis identitas. Pada masa remaja inilah sering muncul
perilaku negatif. Berawal dari perasaan
minder, tidak percaya diri dan tidak merasa berharga, lantas mereka mengkompensasiskannya dengan tindakan lain yang
seolah-olah membuat dia lebih berharga.
Misalnya dengan mencari pengakuan dan perhatian dari lingkungan dan teman-temannya. Dari sinilah muncul perkelahian
antar remaja demi mendapatkan pengakuan
dari lingkungannya.
Kenakalan remaja biasanya terjadi pada
remaja yang gagal dalam menjalani proses-proses perkembangan jiwanya, baik pada
saat remaja maupun pada masa kanak-kanaknya. Bobroknya moral seorang anak dan
remaja bisa diakibatkan salah satu kesalahan
dari orangtuanya seperti dalam hal mendidik anak terlalu keras, keluarga yang sedang bermasalah. Di sinilah peran
penting orang tua dalam mengontrol
dan mengawasi sang buah hati, banyak orang tua saat ini berfikir bahwa dengan
fasilitas dan materi yang mereka berikan sudah cukup mewakili dalam menggantikan peran mereka di rumah, padahal yang
sangat remaja butuhkan adalah perhatian
dan kasih sayang dari kedua orangtua mereka. Yang perlu diingat oleh kedua orang tua adalah jika seorang anak atau
remaja kurang mendapatkan perhatian dari
orangtua, besar kemungkinan dia akan tumbuh menjadi seorang anak dan remaja yang temperamental. Sang anak menjadi bebas dalam
melakukan segala hal tanpa kontrol.
Selain itu juga gagalnya proses
pendidikan/pembelajaran dapat memicu terjadinya kenakalan remaja. Karena
pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting
dalam kehidupan khususnya para remaja, karena dengan pendidikan dapat mengubah sesuatu yang tidak baik menjadi lebih
baik. Pendidikanlah yang menjadi indikator
yang pertama dan yang paling utama. Dimana pendidikan menjadi sebuah sumber
dari segala pengetahuan dan pelbagai keilmuan yang dibutuhkan oleh manusia
dalam membangun suatu bangsa. Semakin tinggi nilai keilmuan, maka semakin maju
pula peradaban, yang berarti majunya suatu bangsa. Akan tetapi pendidikan yang
ada saat ini, banyak mengalami pembelokan. Ditinjau dari defmisi saja,
pendidikan yang semula merupakan
bentuk bimbingan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan kapasitas diri, kini mulai bergeser menjadi suatu
bentuk identitas derajat social. Banyak
pribadi yang mengenyam pendidikan agar tidak kalah gengsi, sekedar untuk mendapatkan status sosial.
Lembaga-lembaga formal dan non-formal
pun sekedar menjadi tempat singgah dari rumah kembali
lagi ke rumah. Dan proses pembelajaran sekedar menjadi pengisi waktu luang.
Pelaksanaan proses pendidikan kini telah menjadi sebuah proses yang tidak mengalami perubahan alias monoton. Guru datang ke sekolah
untuk mengajar dengan cara pengajaran yang sama. Begitu pula dengan siswa,
mereka datang ke sekolah, mendengarkan penjelasan
lalu pulang ke rumah. Sebuah proses pembelajaran yang berlangsung tanpa adanya
perubahan. Hingga puncaknya kita lihat akhir-akhir
ini media massa sering memberitakan berbagai tindak kriminal yang terjadi di lembaga pendidikan, terutama lembaga formal. Seperti
perkelahian antar pelajar, pelecehan seksual di sekolah,
peredaran film video porno pelajar dan lain sebagainya,
bukankah hal ini menunjukkan bahwa dunia pendidikan yang tadinya di harapkan mampu meminimis terjadinya kenakalan remaja malah menjadi wadah
atau media sebagai pemicu terjadinya kenekalan-kenakalan remaja lainnya.
Solusi terbaik untuk mendidik remaja yang
strategis rasa-rasanya yang pertama adalah kita harus
merubah sistem pendidikan. Baik pendidikan melalui guru (pendidik di sekolah) maupun orang tua (pendidik di rumah). Bagi orang
tua, mereka harus menyadari bahwa pada intinya seorang
remaja melakukan kenakalan-kenakalan atau tindak kriminal
itu didasari karena mereka ingin diperhatikan dan dianggap penting (diakui) oleh lingkungan di sekitarnya. Dalam hal ini orang tua
mengambil peran penting dalam mendidik anaknya. Karena
dengan perhatian dan tindakan kecil yang mereka lakukan akan berpengaruh pada
pesikologis anak.
Hal sederhana yang bisa di lakukan
orang tua seperti saat anak pulang sekolah sambutlah
dia dengan antusias, tanyakan bagaimana pelajarannya di sekolah, bagaimana
PR-nya, dekati dia ajaklah dia untuk saling bercerita, jika melihat anak sedang murung, tanyakan dia apa masalahnya,
sehingga orang tua bisa mengetahui bagaimana kondisi sang anak dan
memberikan solusi terbaik untuk mereka. Dengan hal ini dapat membantu mencegah anak-anak untuk beralih mendekati
narkoba/miras untuk mengatasi segala masalahnya.
Hal terpenting yang harus diingat bagi
orang tua yaitu jangan sekali-kali berharap anaknya
menjadi baik jika orang tuanya sendiri belum baik. Kadang-kadang orang tua sering menuntut banyak hal dari sang anak akan tetapi mereka
lupa memberikan contoh yang baik bagi si anak.
Misalnya, orang tua melarang anak untuk merokok,
tapi mereka sendiri merokok. Orang tua melarang anaknya bertengkar, tapi mereka sendiri bertengkar di depan anaknya. Jika sudah demikian,
bagaimana anak tumbuh dengan baik? Tanpa disadari anak atau remaja sering kali
belajar melalui contoh yang mereka lihat sehari-hari.
Belajar melalui contoh biasanya lebih besar peranannya
daripada yang kita duga. Jadi jika anda ingin melihat anak dapat tumbuh dengan baik, maka berilah contoh yang baik pula.
Selain orang tua, pendidikan juga
memegang peranan penting terhadap kehidupan remaja.
Namun, pendidikan macam apa yang sepatutnya dibutuhkan demi memenuhi keperluan
tersebut? pendidikan yang di butuhkan remaja saat ini adalah pendidikan yang dinamis, yaitu pendidikan yang relevan dengan zamannya
dan mampu mengantar para remaja menjalani
hidupnya dengan sehat, dalam artian sehat jasmani dan rohani,
berkarakter dan berakhlak mulia.
Selain itu, untuk mengatasi semua
problema remaja yang ada saat ini, hendaknya kita kembalikan semua permasalahan
ini kepada pendidikan agama sebagai pemecahan atau
solusi terbaik. Pendidikan agama dirasa penting bagi remaja, karena merupakan
ajaran yang murni bersumber dari tuhan yang di dasarkan pada al-quran dan
as-sunnah. Dengan membekali pendidikan agama yang kuat pada remaja, hal ini akan membantu remaja dalam membentengi
diri seorang remaja dari pengaruh buruk perubahan zaman.
Pendidikan agama islam memegang aspek
penting dalam kehidupan manusia karena pendidikan adalah
pedoman hidup bagi manusia untuk penyempurna akhlak manusia
sebagaimana tertulis dalam sebuah hadist yang mengatakan bahwa Allah menurunkan islam di dunia ini adalah sebagai penyempurna akhlaq manusia.
Sehingga dengan demikian bisa dikatakana bahwa banyaknya
degradasi moral yang terjadi pada kaum remaja saat ini karena kurangnya
pendidikan agama yang mereka terima. Kita melihat di
sekolah-sekolah, pelajaran agama mulai tergeser dengan pelajaran
non agama. Padahal kita tahu bahwa sesungguhnya ilmu tidak akan seimbang tanpa di landasi dengan pendidikan agama. Untuk itu di butuhkan
system pendidikan yang dinamis, yang mampu
mengoptimalkan pengajaran agama di sekolah-sekolah
sehingga antara pendidikan non agama dan agama terjadi keseimbangan
yang bisa berjalan bersama dalam proses pembelajaran di sekolah, sehingga kaum
remaja tidak hanya ahli di bidang non agamis tapi juga kaya akan pengetahuan
agama yang mumpuni, sehingga bagaimanapun pengaruh buruknya perubahan zaman tidak akan mempengaruhi kehidupan remaja.
Segala usaha juga solusi terbaik memang
harus terus kita coba demi perubahan dan perbaikan mental
remaja yang strategis, sehingga remaja dewasa ini mampu kembali menempatkan diri pada posisi yang baik sebagai penerus bangsa,
pengisi kemerdekaan yang tangguh dan dapat
diandalkan, sebagaimana tertuang dalam hadist bahwa
"maju mundurnya suatu bangsa tergantung pada para pemudanya". Bukankah kaum
muda Indonesia memiliki modal sejarah yang sangat besar bagi kelahiran dan pembangunan bangsa. Dimulai dari
kebangkitan nasional (1908), sumpah
pemuda (1928), proklamasi kemerdekaan (1945), penumpasan pemberontakan PKI (1948) dan (1965), sampai
gerakan reformasi di tahon 1998. Disamping
itu sejarah juga mencatat jika pemuda tidak mendesak Soekarno dan Hatta mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia tahun 1945
mungkin sampai saat ini Indonesia
masih terjajah.
Dan sekarang adalah saatnya kaum muda
tidak hanya sebagai operator dalam generasi yang gagal. Tapi saatnya
menunjukkan bahwa dengan meminimis terjadinya kenakaian
remaja akan memicu bangkitnya pemimpin-pemimpin dari generasi muda yang penuh semangat dan cenderung membawa perubahan. Bukankah revolusi kebudayaan dan cara pandang dalam mengelolah bangsa ini harus dimulai
dengan menciptakan habitus baru dalam berprilaku,
khususnya pada generasi muda. Sehingga dengan
demikian, pemuda bisa bangkit menjadi remaja atau pemuda yang strategis,
terdidik dan bukan menjadi remaja yang "tragis", yang cenderung larut
dalam arus modernisasi dan berdampak negatif pada
kehidupan berbangsa dan bernegara.
Ibarat suatu tata
letak sebuah kota, maka remaja adalah wilayah paling setrategis
sebagai pusat kota sekaligus ikon peradaban. Maka sudah sepantasnya remaja hari ini adalah merupakan harapan besar bagi perkembangan suatu
bangsa. []
0 komentar:
Posting Komentar