Remaja yang Strategis bukan Tragis

on Minggu, 11 November 2012

Mendidik Remaja Yang Strategis
Nur Lailatun Ni’mah

Dewasa ini masalah kenakalan remaja adalah merupakan masalah kompleks dan serius yang terjadi dimana-mana dan menyita banyak perhatian publik. Tindak kenakalan remaja yang cenderung meningkat bahkan melebihi batas sewajarnya. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa kasus-kasus kenakalan remaja semakin meningkat seiring berkembangnya arus globalisasi dan teknologi informatika yang semakin canggih. Inilah suatu kenyataan tragis yang harus dihadapi oleh seorang remaja saat ini manakala remaja belum siap membekali diri dengan piranti-piranti moralitas.
Jika kita sedikit menilik ke belakang, bukankah remaja zaman dahulu adalah merupaka remaja yang strategis, yaitu remaja yang mampu menempatkan diri pada posisi sentral dalam kehidupan, berkarakter, kritis dan cerdas. Remaja atau pemuda zaman dahulu dalam setiap fase sejarah adalah sebagai motor penggerak perubahan zaman. Akan tetapi, jika dibandingkan dengan saat ini, kita melihat banyaknya sistem remaja yang mengadopsi gaya hidup bangsa barat, dimana etika ketimuran berlahan mulai pupus. Remaja saat ini cenderung konsumtif, instan dan emosional.
Lantas langkah apa yang seharusnya kita lakukan untuk mengembalikan remaja kepada posisi sentral dan bagaimana seharusnya kita mendidik remaja yang strategis?
Sepertinya kita harus sepakat kalau langkah pertama yang harus kita lakukan dalam menanggulangi kenakalan remaja adalah mengidentifikasi akar permasalahan atau penyebab terjadinya kenakalan remaja itu sendiri. Dalam hal ini bisa jadi karena adanya beberapa faktor yang memicu permasalahan, tarulah masalah yang umumnya terjadi pada remaja: (1) Adanya masalah atau konflik yang dipendam dan krisis identitas, (2) kurangnya pengawasan dan kasih sayang orang tua, dan (3) gagalnya proses pendidikan di sekolah.
Masa remaja adalah masa dimana seseorang mencari jati diri, perasaannya cenderung labil dan sulit untuk mengatur emosi. Sehingga masa remaja rentan terhadap konflik dari kekesalan-kekesalan kecil yang dipendam dan suatu saat akan meledak menjadi masalah tersendiri. Seorang remaja yang gagal menyelesaikan konfliknya biasanya akan lari pada hal-hal negatif, seperti minuman keras dan narkoba yang dianggapnya sebagai solusi terbaik untuk mengatasi permasalahan yang sedang dihadapi. Disamping itu, kenakalan remaja dipicu juga karena adanya krisis identitas. Pada masa remaja inilah sering muncul perilaku negatif. Berawal dari perasaan minder, tidak percaya diri dan tidak merasa berharga, lantas mereka mengkompensasiskannya dengan tindakan lain yang seolah-olah membuat dia lebih berharga. Misalnya dengan mencari pengakuan dan perhatian dari lingkungan dan teman-temannya. Dari sinilah muncul perkelahian antar remaja demi mendapatkan pengakuan dari lingkungannya.
Kenakalan remaja biasanya terjadi pada remaja yang gagal dalam menjalani proses-proses perkembangan jiwanya, baik pada saat remaja maupun pada masa kanak-kanaknya. Bobroknya moral seorang anak dan remaja bisa diakibatkan salah satu kesalahan dari orangtuanya seperti dalam hal mendidik anak terlalu keras, keluarga yang sedang bermasalah. Di sinilah peran penting orang tua dalam mengontrol dan mengawasi sang buah hati, banyak orang tua saat ini berfikir bahwa dengan fasilitas dan materi yang mereka berikan sudah cukup mewakili dalam menggantikan peran mereka di rumah, padahal yang sangat remaja butuhkan adalah perhatian dan kasih sayang dari kedua orangtua mereka. Yang perlu diingat oleh kedua orang tua adalah jika seorang anak atau remaja kurang mendapatkan perhatian dari orangtua, besar kemungkinan dia akan tumbuh menjadi seorang anak dan remaja yang temperamental. Sang anak menjadi bebas dalam melakukan segala hal tanpa kontrol.
Selain itu juga gagalnya proses pendidikan/pembelajaran dapat memicu terjadinya kenakalan remaja. Karena pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan khususnya para remaja, karena dengan pendidikan dapat mengubah sesuatu yang tidak baik menjadi lebih baik. Pendidikanlah yang menjadi indikator yang pertama dan yang paling utama. Dimana pendidikan menjadi sebuah sumber dari segala pengetahuan dan pelbagai keilmuan yang dibutuhkan oleh manusia dalam membangun suatu bangsa. Semakin tinggi nilai keilmuan, maka semakin maju pula peradaban, yang berarti majunya suatu bangsa. Akan tetapi pendidikan yang ada saat ini, banyak mengalami pembelokan. Ditinjau dari defmisi saja, pendidikan yang semula merupakan bentuk bimbingan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan kapasitas diri, kini mulai bergeser menjadi suatu bentuk identitas derajat social. Banyak pribadi yang mengenyam pendidikan agar tidak kalah gengsi, sekedar untuk mendapatkan status sosial.
Lembaga-lembaga formal dan non-formal pun sekedar menjadi tempat singgah dari rumah kembali lagi ke rumah. Dan proses pembelajaran sekedar menjadi pengisi waktu luang. Pelaksanaan proses pendidikan kini telah menjadi sebuah proses yang tidak mengalami perubahan alias monoton. Guru datang ke sekolah untuk mengajar dengan cara pengajaran yang sama. Begitu pula dengan siswa, mereka datang ke sekolah, mendengarkan penjelasan lalu pulang ke rumah. Sebuah proses pembelajaran yang berlangsung tanpa adanya perubahan. Hingga puncaknya kita lihat akhir-akhir ini media massa sering memberitakan berbagai tindak kriminal yang terjadi di lembaga pendidikan, terutama lembaga formal. Seperti perkelahian antar pelajar, pelecehan seksual di sekolah, peredaran film video porno pelajar dan lain sebagainya, bukankah hal ini menunjukkan bahwa dunia pendidikan yang tadinya di harapkan mampu meminimis terjadinya kenakalan remaja malah menjadi wadah atau media sebagai pemicu terjadinya kenekalan-kenakalan remaja lainnya.
Solusi terbaik untuk mendidik remaja yang strategis rasa-rasanya yang pertama adalah kita harus merubah sistem pendidikan. Baik pendidikan melalui guru (pendidik di sekolah) maupun orang tua (pendidik di rumah). Bagi orang tua, mereka harus menyadari bahwa pada intinya seorang remaja melakukan kenakalan-kenakalan atau tindak kriminal itu didasari karena mereka ingin diperhatikan dan dianggap penting (diakui) oleh lingkungan di sekitarnya. Dalam hal ini orang tua mengambil peran penting dalam mendidik anaknya. Karena dengan perhatian dan tindakan kecil yang mereka lakukan akan berpengaruh pada pesikologis anak.
Hal sederhana yang bisa di lakukan orang tua seperti saat anak pulang sekolah sambutlah dia dengan antusias, tanyakan bagaimana pelajarannya di sekolah, bagaimana PR-nya, dekati dia ajaklah dia untuk saling bercerita, jika melihat anak sedang murung, tanyakan dia apa masalahnya, sehingga orang tua bisa mengetahui bagaimana kondisi sang anak dan memberikan solusi terbaik untuk mereka. Dengan hal ini dapat membantu mencegah anak-anak untuk beralih mendekati narkoba/miras untuk mengatasi segala masalahnya.
Hal terpenting yang harus diingat bagi orang tua yaitu jangan sekali-kali berharap anaknya menjadi baik jika orang tuanya sendiri belum baik. Kadang-kadang orang tua sering menuntut banyak hal dari sang anak akan tetapi mereka lupa memberikan contoh yang baik bagi si anak. Misalnya, orang tua melarang anak untuk merokok, tapi mereka sendiri merokok. Orang tua melarang anaknya bertengkar, tapi mereka sendiri bertengkar di depan anaknya. Jika sudah demikian, bagaimana anak tumbuh dengan baik? Tanpa disadari anak atau remaja sering kali belajar melalui contoh yang mereka lihat sehari-hari. Belajar melalui contoh biasanya lebih besar peranannya daripada yang kita duga. Jadi jika anda ingin melihat anak dapat tumbuh dengan baik, maka berilah contoh yang baik pula.
Selain orang tua, pendidikan juga memegang peranan penting terhadap kehidupan remaja. Namun, pendidikan macam apa yang sepatutnya dibutuhkan demi memenuhi keperluan tersebut? pendidikan yang di butuhkan remaja saat ini adalah pendidikan yang dinamis, yaitu pendidikan yang relevan dengan zamannya dan mampu mengantar para remaja menjalani hidupnya dengan sehat, dalam artian sehat jasmani dan rohani, berkarakter dan berakhlak mulia.
Selain itu, untuk mengatasi semua problema remaja yang ada saat ini, hendaknya kita kembalikan semua permasalahan ini kepada pendidikan agama sebagai pemecahan atau solusi terbaik. Pendidikan agama dirasa penting bagi remaja, karena merupakan ajaran yang murni bersumber dari tuhan yang di dasarkan pada al-quran dan as-sunnah. Dengan membekali pendidikan agama yang kuat pada remaja, hal ini akan membantu remaja dalam membentengi diri seorang remaja dari pengaruh buruk perubahan zaman.
Pendidikan agama islam memegang aspek penting dalam kehidupan manusia karena pendidikan adalah pedoman hidup bagi manusia untuk penyempurna akhlak manusia sebagaimana tertulis dalam sebuah hadist yang mengatakan bahwa Allah menurunkan islam di dunia ini adalah sebagai penyempurna akhlaq manusia. Sehingga dengan demikian bisa dikatakana bahwa banyaknya degradasi moral yang terjadi pada kaum remaja saat ini karena kurangnya pendidikan agama yang mereka terima. Kita melihat di sekolah-sekolah, pelajaran agama mulai tergeser dengan pelajaran non agama. Padahal kita tahu bahwa sesungguhnya ilmu tidak akan seimbang tanpa di landasi dengan pendidikan agama. Untuk itu di butuhkan system pendidikan yang dinamis, yang mampu mengoptimalkan pengajaran agama di sekolah-sekolah sehingga antara pendidikan non agama dan agama terjadi keseimbangan yang bisa berjalan bersama dalam proses pembelajaran di sekolah, sehingga kaum remaja tidak hanya ahli di bidang non agamis tapi juga kaya akan pengetahuan agama yang mumpuni, sehingga bagaimanapun pengaruh buruknya perubahan zaman tidak akan mempengaruhi kehidupan remaja.
Segala usaha juga solusi terbaik memang harus terus kita coba demi perubahan dan perbaikan mental remaja yang strategis, sehingga remaja dewasa ini mampu kembali menempatkan diri pada posisi yang baik sebagai penerus bangsa, pengisi kemerdekaan yang tangguh dan dapat diandalkan, sebagaimana tertuang dalam hadist bahwa "maju mundurnya suatu bangsa tergantung pada para pemudanya". Bukankah kaum muda Indonesia memiliki modal sejarah yang sangat besar bagi kelahiran dan pembangunan bangsa. Dimulai dari kebangkitan nasional (1908), sumpah pemuda (1928), proklamasi kemerdekaan (1945), penumpasan pemberontakan PKI (1948) dan (1965), sampai gerakan reformasi di tahon 1998. Disamping itu sejarah juga mencatat jika pemuda tidak mendesak Soekarno dan Hatta mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia tahun 1945 mungkin sampai saat ini Indonesia masih terjajah.
Dan sekarang adalah saatnya kaum muda tidak hanya sebagai operator dalam generasi yang gagal. Tapi saatnya menunjukkan bahwa dengan meminimis terjadinya kenakaian remaja akan memicu bangkitnya pemimpin-pemimpin dari generasi muda yang penuh semangat dan cenderung membawa perubahan. Bukankah revolusi kebudayaan dan cara pandang dalam mengelolah bangsa ini harus dimulai dengan menciptakan habitus baru dalam berprilaku, khususnya pada generasi muda. Sehingga dengan demikian, pemuda bisa bangkit menjadi remaja atau pemuda yang strategis, terdidik dan bukan menjadi remaja yang "tragis", yang cenderung larut dalam arus modernisasi dan berdampak negatif pada kehidupan berbangsa dan bernegara.
Ibarat suatu tata letak sebuah kota, maka remaja adalah wilayah paling setrategis sebagai pusat kota sekaligus ikon peradaban. Maka sudah sepantasnya remaja hari ini adalah merupakan harapan besar bagi perkembangan suatu bangsa. []

0 komentar:

Posting Komentar